Model kendaraan listrik OMODA E5 dari produsen mobil China Chery terlihat saat upacara peluncuran di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia pada 2 Desember 2023. (Xinhua/Zulkarnin)
Sekitar 66 persen konsumen otomotif Indonesia memiliki pandangan positif terhadap mobil Tiongkok, dengan alasan termasuk keterjangkauan, fitur-fitur inovatif, mobilitas dan kenyamanan, menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.
Oleh Nurul Fitri Ramadhani
Jakarta, Januari. 24 (Xinhua) — BYD asal China menjadi produsen mobil listrik (EV) terbaru yang memasuki pasar Indonesia. Dengan meluncurkan tiga mobil penumpang listrik, SEAL, Atto 3 dan Dolphin, BYD termasuk di antara setidaknya lima merek kendaraan listrik Tiongkok yang dijual di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Sebelum BYD, produsen kendaraan listrik Tiongkok Wuling, DFSK, Chery, dan Neta telah menjangkau pelanggan kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), jumlah merek mobil listrik yang datang ke Indonesia dari Tiongkok meningkat dalam enam tahun terakhir dan menjadi merek mobil listrik terpopuler di Tanah Air.
Total penjualan EV di Indonesia akan mencapai 17.062 unit pada tahun 2023, meningkat 65,2 persen dibandingkan tahun 2022, menurut data GAIKINDO. Wuling Air EV menjadi merek terlaris kedua setelah Hyundai Ioniq 5 dengan 7.176 unit terjual dengan harga 5.575 unit.
Popularitas EV China di Indonesia memang tidak mengherankan. Survei GAIKINDO terhadap pasar otomotif regional menemukan bahwa 66 persen konsumen otomotif Indonesia memiliki opini positif terhadap mobil Tiongkok. Alasannya adalah keterjangkauan, fitur inovatif, mobilitas dan kenyamanan.
Januari. Jurnalis mengambil foto dan video BYD Atto 3 di luar acara peluncuran BYD di Jakarta, Indonesia pada 18 Januari 2024. (Xinhua/Xu Qin)
Konsumen Indonesia lebih tertarik pada fungsionalitas dan desain kendaraan listrik Tiongkok, selain meningkatkan kesadaran akan potensi kendaraan yang hemat energi.
“Kami menyambut baik produsen EV asal Tiongkok yang masuk ke pasar otomotif Indonesia. Ini sinyal yang sangat positif. Kami adalah kue besar dengan populasi hampir 282 juta jiwa. Tingkat kepemilikan mobil 99 mobil per 1.000 penduduk,” Sekjen GAIKINDO Kuku Kumara kata Xinhua.
Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan salah satu produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia diyakini memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kendaraan listrik. Diberkati dengan melimpahnya bahan baku, terutama nikel, yang merupakan bahan utama produksi baterai kendaraan listrik, Indonesia membuka peluang di industri kendaraan listrik.
Media lokal melaporkan bahwa pemerintah mendorong masyarakat untuk mempercepat transisi ke kendaraan listrik dalam upaya mengurangi polusi udara, khususnya di ibu kota Jakarta. Untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik secara luas, pihak berwenang telah menawarkan subsidi hingga 7 triliun rupee (US$445,6 juta) dari anggaran negara bagi masyarakat untuk membeli kendaraan listrik.
Namun, Indonesia belum memiliki mobil listrik lokal yang diproduksi secara massal di pasar komersialnya. Menteri Perindustrian Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita baru-baru ini mengatakan pemerintah telah menawarkan peluang investasi kepada semua produsen mobil global untuk membangun pabrik kendaraan listrik di dalam negeri dan menawarkan insentif termasuk pembebasan pajak impor.
Mobil-mobil baru ditampilkan di atas panggung pada acara grand launching BYD pada 18 Januari 2024 di Jakarta, Indonesia. (Xinhua/Xu Qin)
Misalnya, BYD menginvestasikan hingga 1,3 miliar dolar pada industri EV di Indonesia. Menteri Kelautan dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Bandjaitan mengatakan kehadiran kendaraan listrik Tiongkok akan membuka era baru elektrifikasi transportasi di Indonesia, karena menawarkan keunggulan kompetitif dibandingkan kendaraan listrik yang diproduksi oleh pabrikan Barat seperti Tesla.
Yannes Pasaribu, pengamat otomotif Indonesia dan pakar desain produk Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan pabrikan China saat ini memimpin pasar mobil listrik di dunia, khususnya di Indonesia, karena dua faktor: teknologi canggih dan harga terjangkau.
“Kalau saya amati, saat ini China adalah negara dengan industri baterai terkuat dan tercanggih. 15 tahun lalu, negara yang saat itu tidak ada koneksi dengan negara lain sedang mengembangkan kendaraan listrik. pasar mobil listrik sekarang,” kata Pasaribu.
Ia mengatakan Tiongkok memiliki ekosistem kendaraan listrik tercanggih di dunia dan dibandingkan dengan negara-negara produsen kendaraan listrik terkemuka seperti AS dan Korea Selatan, Tiongkok dapat mengembangkan sistem produksi yang lebih efisien. “Inilah salah satu alasan utama mengapa kendaraan yang mereka produksi memiliki harga yang sangat kompetitif,” katanya. ■
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia