Studi PricewaterhouseCoopers (PwC) menunjukkan bahwa jika Indonesia mengadopsi komputasi awan, dapat menambahkan $ 10,7 miliar ke produk domestik bruto (PDB) antara tahun 2021 dan 2025.
Studi PwC menunjukkan bahwa komputasi awan dapat meningkatkan produktivitas dengan mengurangi biaya atau waktu untuk meningkatkan nilai tambah industri dan tingkat output. Studi ini diadaptasi dari studi Center for Strategic and International Studies (CSIS) 2020.
PwC Indonesia Environment, Community, Governance (ESG), konsultan pemerintah dan infrastruktur Julian Smith mengatakan manfaat komputasi awan termasuk menciptakan lebih banyak pekerjaan dan meningkatkan layanan publik melalui perawatan kesehatan dan pendidikan yang efisien.
“Cloud computing memainkan peran kunci dalam menciptakan nilai ekonomi dan memiliki dampak lingkungan yang positif dengan mengurangi kebutuhan akan perjalanan,” katanya pada 15 Februari.
Adopsi komputasi awan skala besar diharapkan dapat menghemat energi dengan mengintegrasikan sumber daya komputer dari pusat data pribadi ke pusat data penyedia cloud, kata Smith.
Kajian PwC yang bertajuk “Dampak Cloud Computing Terhadap Perekonomian Indonesia”, menemukan bahwa 89 persen usaha kecil dan menengah (UKM) sudah menggunakan komputasi awan, dan sembilan persen responden berencana untuk menggunakannya. Dalam waktu dekat.
Delapan puluh empat persen UKM yang sudah menggunakan komputasi awan mengatakan bahwa pendapatan mereka telah meningkat sebesar 20 persen atau lebih. Karena sektor jasa bisnis mengalami peningkatan yang luar biasa, peningkatannya akan bervariasi tergantung pada jenis industri di mana mereka beroperasi.
Sementara itu, 80 persen perusahaan besar yang disurvei mengatakan sudah menggunakan cloud computing, sedangkan sisanya berencana menggunakan teknologi tersebut dalam tiga tahun ke depan.
Sepertiga perusahaan besar melaporkan menggunakan komputasi awan untuk menghemat biaya hingga 40 persen.
Dino Milano Syreker, direktur inovasi keuangan digital di Komisi Jasa Keuangan (OJK), mengatakan komputasi awan sangat penting bagi perusahaan jasa keuangan. Dia mengatakan teknologi memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penyimpanan dan pemrosesan data dalam skala besar dan menyederhanakan pengembangan aplikasi.
“Di sisi lain, teknologi ini memiliki risiko yang melekat seiring dengan meluasnya adopsi komputasi awan,” katanya. “Kami menghimbau para start-up untuk berhati-hati dalam memilih penyedia layanan cloud. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi manajemen risiko yang memadai dan melakukan audit secara berkala.
Indonesia adalah salah satu pasar cloud dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Perusahaan komputasi awan global Amazon Web Services (AWS) dan Google Cloud semuanya telah mendirikan area cloud lokal di Indonesia selama tiga tahun terakhir.
Ade Freehadi, Koordinator Infrastruktur dan Teknologi Operasional Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan cloud computing juga menguntungkan sektor publik.
“Ada dua manfaat utama. Pertama, cloud computing akan membantu menekan anggaran, salah satunya anggaran infrastruktur. Kedua, meningkatkan efisiensi perusahaan sebagai hasil kolaborasi antar perusahaan; pemerintah, swasta, dan publik.”
Jakarta Post / Jaringan Berita Asia
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia