Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia Gandhi Sulistiando Soherman pada Forum Bisnis Indonesia-Korea yang diselenggarakan oleh KBRI pada hari Jumat di Lotte Hotel di Central Seoul. (Sanjay Kumar / The Korea Herald) |
Duta Besar Indonesia Gandhi Sulistiando Soherman menyerukan peningkatan kerja sama dengan Korea, mitra ekspor terbesar ketujuh Indonesia dan mitra impor terbesar keenam.
Konektivitas ekonomi dapat ditingkatkan dengan menghilangkan hambatan ekonomi dan perdagangan, terutama transfer energi, ekonomi digital, perawatan kesehatan, dan rantai distribusi global, katanya.
Dubes menyampaikan bahwa pengiriman misi perdagangan dan investasi ke Indonesia dan Korea merupakan prioritas utama Indonesia untuk meningkatkan people-to-people exchange dan meningkatkan pemahaman tentang peluang ekonomi.
Menurut Sulistiyanto, Indonesia berkomitmen menggunakan Regional Comprehensive Economic Partnership dan Bilateral Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CEPA) untuk meningkatkan volume perdagangan.
Menggarisbawahi area kolaborasi yang berkembang di industri kreatif, Sulistiando mengatakan ada kesadaran yang meningkat akan teknik “butik” pewarnaan lilin tradisional Indonesia di pasar Korea.
Dia juga berbicara tentang perkembangan terkini di Indonesia dan Korea seperti industri urea, infrastruktur, kompleks petrokimia, ekosistem kendaraan listrik, redundansi dan penggunaan kembali pabrik lepas pantai dan ekonomi digital.
Forum tersebut juga diikuti oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuka.
Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Jerry Sambuka menyampaikan pidato utama pada Forum Bisnis Indonesia-Korea yang diselenggarakan oleh KBRI Seoul pada hari Jumat di Lotte Hotel di pusat kota Seoul. (Sanjay Kumar / The Korea Herald) |
Indonesia sudah menjadi ekonomi terbesar ke-15 di dunia, dengan PDB $ 1,15 triliun dan populasi 276 juta, katanya.
Di bawah visi Indonesia untuk tahun 2045, negara ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan rata-rata 5,7 persen setiap tahun, menjadi ekonomi berpenghasilan tertinggi di dunia pada tahun 2036, dan kelas menengah 70 persen dari populasinya pada tahun 2045.
“Kepresidenan G-20 Indonesia tahun ini akan menjadi dorongan besar bagi Indonesia dan Korea,” kata Sambuaga.
Dengan CEPA, Indonesia dan Korea sepakat untuk meningkatkan hubungan di bidang industri, infrastruktur, ketenagakerjaan, ekonomi dan perdagangan, yang akan memperluas jendela produk makanan dan minuman, kopi dan perikanan Indonesia.
“Kita harus saling mendukung dalam menerapkan regulasi produksi dan adaptasi,” kata Sambuka kepada Korea Herald setelah menutup pidato utamanya.
Pada Bali Summit pada 15-16 November, Sambuaga menyinggung kerangka kesehatan global, transformasi digital, dan transformasi energi berkelanjutan sebagai prioritas kepemimpinan G-20 Indonesia.
“Setiap negara memiliki agenda, kepentingan, dan prioritasnya sendiri. Sejauh menyangkut Indonesia, kami percaya bahwa produk digital – crypto, token non-jamur, dan metawares – sangat penting dan kami berusaha untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik, ”kata Wakil Menteri Perdagangan.
Indonesia, secara hukum, mendefinisikan kripto sebagai komoditas, bukan mata uang.
“Prioritas kami adalah perlindungan konsumen,” katanya kepada The Korea Herald, seraya menambahkan bahwa Indonesia sedang berupaya menciptakan ekosistem terintegrasi untuk transaksi cryptocurrency.
Sementara itu, diskusi panel tentang penguatan perdagangan, investasi, dan kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Korea juga digelar di sela-sela forum.
Oleh Sanjay Kumar ([email protected])
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia