JAKARTA: Presiden Indonesia yang akan segera habis masa jabatannya telah menyetujui peningkatan belanja pertahanan sebesar 20 persen pada akhir tahun depan untuk meningkatkan perangkat keras militer negara tersebut sebagai respons terhadap perkembangan geopolitik, kata menteri keuangan Indonesia.
Dalam jumpa pers, Rabu (29/11), Sri Mulyani Indravati mengatakan persetujuan tersebut diperoleh dalam pertemuan yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Prabowo adalah kandidat terdepan dalam pemilihan presiden bulan Februari dan mencalonkan diri melawan putra Widodo.
Shri Mulyani mengatakan anggaran pertahanan akan ditingkatkan dari USD 20,75 miliar menjadi USD 25 miliar.
Persyaratan tersebut diajukan oleh Kementerian Pertahanan. Mereka merasa perlu berdasarkan kondisi perangkat keras militer kita dan meningkatnya ancaman di tengah meningkatnya dinamika geopolitik dan geokeamanan, katanya.
Meskipun ada peningkatan yang “signifikan”, katanya, anggaran pertahanan untuk tiga periode lima tahun dari tahun 2020 hingga 2034 akan tetap sebesar US$55 miliar.
Pinjaman luar negeri akan menjadi sumber pembiayaan, katanya.
Prabowo memimpin serangkaian pembelian perangkat keras militer, termasuk 42 jet tempur Dassault Rafale senilai US$8,1 miliar, 12 drone baru dari Dirgantara Turki senilai US$300 juta, dan 12 jet tempur Mirage 2000-5 senilai US$800 juta.
Mereka juga menandatangani kesepakatan pada bulan Agustus ini untuk membeli 24 helikopter angkut dari pembuat senjata AS Lockheed Martin dengan biaya yang tidak diungkapkan.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia