Alfa Violet
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia meluncurkan program hibah untuk mendukung produksi bersama antara pembuat film Indonesia dan internasional.
Hibah pertama di Indonesia, program hibah pendamping 1:1 didukung oleh Dana Yayasan Kebudayaan Nasional dan akan mencakup pengembangan, produksi dan pascaproduksi, serta kegiatan promosi dan distribusi internasional.
Untuk melamar, proyek film harus didaftarkan oleh produser atau sutradara Indonesia yang telah menerima dana dari lembaga hibah internasional yang memenuhi syarat. Proyek dipilih oleh panitia seleksi profesional. Tidak ada batasan yang ditetapkan untuk paket individual.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim, meluncurkan inisiatif tersebut di Festival Film Cannes, dan dana tersebut telah dialokasikan sekitar $10 juta, meskipun jumlah tersebut dapat meningkat seiring waktu.
Makarim mengatakan: “Selama lima tahun terakhir, banyak proyek film Indonesia yang mendapat dukungan hibah internasional. Kita tahu banyak proyek film Indonesia yang berpotensi internasional. Dana pendamping ini dirancang untuk meningkatkan dan memperkuat kerjasama internasional yang diprakarsai oleh sineas Indonesia untuk masuk dalam sirkuit perfilman internasional.
Indonesia adalah peserta terbaru dalam jaringan pendanaan yang berkembang pesat di seluruh Asia Tenggara selama tiga hingga empat tahun terakhir, dan juga mencakup program hibah di Singapura, Filipina, dan Taiwan. Produsen Indonesia terus menjalin kerjasama dengan produsen lain di kawasan, namun sejauh ini belum mampu menyediakan dana dari pemerintah daerah.
Film Kamila Andini merupakan salah satu film Indonesia yang mendapat pujian di festival film internasional belakangan ini Dulu, sekarang dan nantidan Maqbool Mubarak yang memenangkan penghargaan aktris terbaik di Berlin tahun lalu AutobiografiItu memenangkan hadiah Fibreschi di Venesia tahun lalu dan selusin penghargaan lainnya di sirkuit festival.
Pembuat film Malaysia Amanda Nel Eu Garis-garis harimauTayang perdana hari ini di Cannes Critics’ Week, film ini diproduksi oleh Yulia Evina Bara dari Indonesia dan sejumlah produser internasional.
Sementara itu, Bucheon International Fantastic Film Festival (BiFan) Korea Selatan mengumumkan telah menandatangani perjanjian dengan Jakarta Film Week Indonesia untuk mendukung sineas Indonesia dalam program Asia Talent Exchange BiFan. Proyek-proyek Indonesia akan mendapat dorongan dari kesepakatan antara pasar Focus Asia Projects di Far East Film Festival di Udine, Italia, dan asosiasi produser Indonesia APROFI.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia