JAKARTA (16 Mei): Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan produksi gula pada tahun 2024 menjadi 2,59 juta metrik ton, didorong oleh luas tanam yang lebih besar setelah panen tebu yang lemah tahun lalu, kata Kementerian Pertanian pada hari Kamis.
Menurut data Asosiasi Gula Indonesia (AGI), produksi gula putih turun 4% menjadi 2,3 juta ton tahun lalu karena musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya.
Di tingkat konsumen, harga gula naik hampir 30% dari tahun sebelumnya menjadi 18.920 rupiah (US$1,19) per kilogram di tengah rendahnya persediaan, dan sekelompok pabrik gula juga menyebutkan penurunan impor sebesar 14% tahun lalu karena harga global yang lebih tinggi.
Awal tahun ini, stok gula putih untuk konsumsi rumah tangga mencapai 1,14 juta ton atau setara dengan konsumsi kurang dari lima bulan.
Target tersebut mencerminkan tujuan negara tersebut untuk mencapai swasembada konsumsi dalam negeri pada tahun 2028 dan untuk keperluan industri pada tahun 2030, kata Kementerian Pertanian.
Menurut Departemen Pertanian AS, Indonesia saat ini merupakan importir gula terbesar di dunia.
“Salah satu aspek penting dari swasembada gula adalah penyediaan lahan baru. Kami telah menyiapkan cetak biru potensi perkebunan tebu,” kata pejabat Kementerian Pertanian Muhammad Rizal Ismail dalam sebuah pernyataan.
Luas panen tahun ini mencapai 512.813 hektar (1,27 juta hektar), naik dari 504.756 hektar yang dipanen pada tahun 2023, kata AGI.
Kementerian mengatakan musim penggilingan gula telah dimulai pada minggu kedua bulan Mei, yang berarti stok harus segera diisi kembali.
Indonesia menetapkan kuota impor gula tahun ini sebesar 708.609 ton untuk konsumsi dalam negeri.
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia