Jakarta. Indonesia telah menerima persetujuan dari pemerintah Kamboja untuk memasok 250.000 ton beras setiap tahunnya, kata Presiden Joko Widodo pada hari Senin.
Perkembangan ini menyusul keputusan India untuk membekukan ekspor beras ke india sebagai bagian dari kebijakan ketahanan pangan nasional India.
“Saya mengapresiasi respon positif Kamboja terhadap niat Indonesia mengimpor 250.000 ton beras dari negara tetangga kita,” kata Presiden usai pertemuan dengan Perdana Menteri Kamboja yang baru dilantik Han Manet di Istana Kerajaan, Jakarta.
Sebagai balasannya, Presiden menambahkan bahwa Indonesia akan mendukung program ketahanan pangan Kamboja dengan menyediakan pupuk.
Awalnya india berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India, namun permintaan tersebut ditolak, kata Menteri Perdagangan Zulkipli Hasan.
Persediaan beras saat ini aman, jelas Zulkifli dalam rapat dengar pendapat dengan Komite VI Bidang Perdagangan DPR. Dia mencatat, pengadaan 2 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam telah dipercayakan kepada perusahaan logistik pelat merah Pulok.
Selain komitmen pasokan 400.000 ton dari negara tetangga yang akan dikirimkan akhir tahun ini berdasarkan kesepakatan sebelumnya, data pemerintah menunjukkan stok beras nasional di gudang Bulok mencapai hampir 1,6 juta ton hingga Senin.
Pemerintah mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan stok pangan sebagai persiapan menghadapi kemungkinan kekeringan dan gangguan panen akibat peristiwa El Niño.
Tag: Kata Kunci:
“Penggemar perjalanan. Pembaca yang sangat rendah hati. Spesialis internet yang tidak dapat disembuhkan.”
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia