Indonesia akan memperketat aturan ekspor minyak sawit mulai 1 Januari dengan mengizinkan lebih sedikit ekspor ke luar negeri untuk setiap ton yang dijual di dalam negeri, kata seorang pejabat pemerintah pada hari Jumat, sebuah langkah yang bertujuan untuk memastikan pasokan dalam negeri yang memadai.
Di bawah peraturan baru yang ditinjau oleh Reuters, eksportir akan diizinkan mengekspor enam kali lipat volume penjualan domestik mereka.
“Untuk mengamankan pasokan dalam negeri, khususnya pada triwulan I 2023,” kata Septian Hario Setio, Pejabat Senior Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menjelaskan alasan perubahan kebijakan tersebut.
Seto mengatakan tarif akan dinilai dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan situasi domestik, termasuk ketersediaan dan harga minyak goreng.
Awal tahun ini Indonesia mengobarkan perang untuk mencegah harga minyak goreng lepas kendali dan memperkenalkan langkah-langkah ekspor produk minyak sawit.
Larangan singkat ekspor minyak nabati Indonesia Itu mengejutkan pasar dan memperburuk kekhawatiran pasokan global yang ada, tetapi juga menyebabkan persediaan domestik membengkak.
Indonesia saat ini mensyaratkan sebagian produksi untuk dijual di dalam negeri sebagai ganti izin ekspor, yang dikenal dengan Domestic Market Obligation (DMO).
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan dalam pertemuan dengan pemerintah pekan lalu bahwa masih ada kekhawatiran pasokan minyak goreng terkait program biodiesel pemerintah dan ekspektasi penurunan produksi minyak sawit pada kuartal pertama.
Indonesia berencana untuk meningkatkan kandungan minyak sawit wajib menjadi 35% mulai 1 Februari.
Ini memiliki populasi tertinggi di dunia Muslim Eddy mengatakan, Indonesia akan merayakan Ramadhan pada Maret 2023, di mana permintaan bahan pangan, termasuk minyak goreng, secara umum akan meningkat.
Sementara pelaku usaha mematuhi aturan tersebut, Eddy mengatakan tarif ekspor baru perlu terus dievaluasi dalam jangka pendek.
“Kalau ramalannya salah dan produksinya tidak turun drastis, perlu dievaluasi, kalau tidak tandan segar akan menumpuk lagi di pabrik, yang akan membuat petani marah,” kata Eddy.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia