Pada tahun 80-an dan 90-an, pengaruh hip-hop pada musik dan budaya urban Indonesia sangat berharga. Eva Kay, salah satu rapper pertama yang menang secara nasional di Indonesia, adalah hitnya pepas Sekitar waktu yang sama, band hip-hop terkenal Homicide, yang dipimpin oleh Harry “Yukok” Sutresna (Morku Vanguard), memperoleh pengikut dengan komitmen pada musik politiknya yang sadar sosial. Baru-baru ini, artis seperti Young Lex dan Rich Bryan telah menarik banyak penonton.
Bagaimana artis hip-hop Indonesia menyikapi isu sosial dan politik dalam musik mereka? Misalnya, bagaimana perbedaan adegan hip-hop di Bandung dan Yogyakarta dalam pendekatan mereka terhadap tema sosial dan politik? Bagaimana isu terkait ras, gender, dan maskulinitas memengaruhi lirik hip-hop di Indonesia?
Dalam Podcast Talking Indonesia minggu ini, Tito Ambio membahas masalah ini dan banyak lagi William Yango, Kandidat PhD di Pusat Penelitian Etnografi Digital di Universitas RMIT. William menulis disertasinya berdasarkan penelitian lapangan dengan seniman hip-hop di seluruh Indonesia. Penelitiannya mengkritisi pandangan satu dimensi hip-hop Indonesia oleh para sarjana lain, dengan alasan bahwa dunia hip-hop di Indonesia sangat beragam dan mencakup banyak agenda dan gaya.
Pada tahun 2022, Docking Indonesia akan menjadi co-hosting podcast Tito Ambio Dari RMIT, Dr Dave McGray Dari Institut Asia Universitas Melbourne, Dr Gemma Burde Dari Universitas Monash, dan Dr. Jackie Baker Dari Universitas Murdoch.
Lihat podcast bahasa Indonesia baru setiap dua minggu. Pelajari tentang bab-bab sebelumnya Di SiniBerlangganan melalui Podcast Apple Atau dengarkan melalui aplikasi podcasting favorit Anda.
Saksikan musik dari beberapa artis yang dibahas dalam episode tersebut melalui tautan berikut:
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia