JAKARTA (Reuters) – Bank sentral Indonesia mempertahankan suku bunga tidak berubah selama delapan bulan berturut-turut pada hari Kamis, di tengah tekanan baru terhadap rupiah dan imbal hasil obligasi.
Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat bunga reverse repo tujuh hari tetap stabil di 5,75%, tingkat yang sama sejak bulan Januari, seperti yang diperkirakan secara luas oleh 31 ekonom yang disurvei oleh Reuters. Dua rasio utama lainnya tidak berubah.
Keputusan untuk mempertahankan suku bunga konsisten dengan sikap BI untuk memastikan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran pada tahun 2023 dan 2024, kata Gubernur BI Perry Vargio pada konferensi pers.
Kisaran sasaran inflasi akan diturunkan menjadi 1,5% hingga 3,5% pada tahun 2024.
Di tengah lonjakan imbal hasil Treasury AS, rupee secara bertahap terdepresiasi terhadap dolar dalam beberapa pekan terakhir ke level terendah dalam enam bulan. Yield obligasi Indonesia juga meningkat.
BI berupaya menyeimbangkan stabilitas mata uang dengan menjaga inflasi tetap terkendali dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.
Mata uang Indonesia muncul sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
BI mulai menyeimbangkan kembali uang kertasnya dalam operasi moneternya pada bulan ini, sambil berupaya menarik arus masuk modal. Ia menjual surat utang senilai $1,6 miliar pada lelang pertama pada 15 September.
Inflasi, yang berada di kisaran 6% pada tahun lalu karena kenaikan harga energi dan pangan, kembali ke target BI tahun ini sebesar 2% hingga 4% lebih awal dari perkiraan. Pada bulan Agustus, inflasi berada di dekat titik tengah kisarannya yaitu sebesar 3,27%.
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia