November 25, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Masyarakat takut menjadi buta setelah menyaksikan gerhana matahari total tanpa pelindung mata

Masyarakat takut menjadi buta setelah menyaksikan gerhana matahari total tanpa pelindung mata

Dokter melihat peningkatan cedera yang berhubungan dengan mata beberapa hari setelah gerhana matahari total.

Belum lama ini penduduk bumi yang beruntung menyaksikan gerhana matahari total tahun ini, namun para dokter, di daerah yang termasuk dalam jalur gerhana matahari total, telah melaporkan peningkatan kasus cedera yang berhubungan dengan mata.

Jumlah orang yang menderita cedera yang berhubungan dengan mata telah melonjak, sementara seorang dokter di Kota New York mengatakan dia telah merawat sejumlah pasien yang menderita sakit mata. Pos New York tersebut.

“Saya mempunyai banyak pasien yang panik dan berkata, 'Saya tidak ingin menjadi buta,'” kata Dr. Janet Neshowat, seorang dokter bersertifikat ganda yang berbasis di New York City. Berita Fox Digital. “Saya tidak percaya. Orang-orang sudah melihat gerhana tanpa perlindungan.”

Para dokter dan spesialis mata pun senantiasa mengimbau masyarakat untuk tidak melihat langsung ke matahari saat terjadi gerhana matahari tanpa alat pelindung diri seperti kacamata gerhana matahari karena dapat menyebabkan kerusakan parah pada penglihatan.

Namun ada pula yang tidak mengindahkan peringatan tersebut.

Menurut pos new york,Penelusuran Google untuk “mata sakit” dan “mengapa mata saya sakit setelah gerhana” melonjak setelah bulan dan matahari sejajar pada hari Senin.

Sinar matahari dapat membakar retina dan merusak makula, bagian retina yang terletak di belakang mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral, kata Nesheiwat.

Menurut juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Pusat Statistik Kesehatan Nasional tidak memiliki data mengenai kerusakan mata pasca gerhana.

Namun Nesawat mengatakan dia telah merawat delapan pasien di tengah kota Manhattan, dengan satu pasien menatap matahari baik secara langsung atau melalui ponselnya selama sekitar 10 menit.

“Kerusakannya tidak dapat diperbaiki jika retina rusak parah karena melihat langsung ke mata tanpa pelindung mata yang tepat. Beberapa orang mungkin mengalami gejala ringan jika paparan sinar matahari dalam waktu singkat.”

READ  Boeing Starliner: Mengapa astronot masih berada di luar angkasa?

Meskipun sebagian besar orang melakukan tindakan pencegahan saat melihat gerhana, beberapa orang mungkin menggunakan kacamata gerhana matahari yang ditarik kembali karena palsu.