Jakarta, 21 Maret 2024 – Sejak tahun 2018, tren penerbitan obligasi dengan label tematik yang terkait dengan hijau, biru, sosial, keberlanjutan dan keberlanjutan, atau biasa dikenal dengan instrumen utang tematik, telah meningkat hingga lebih dari USD 1,3 miliar di Indonesia, dengan jumlah penerbitan terbanyak. Pasar internasional beralih ke pemerintah untuk mempromosikan program-program untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan keadilan sosial.
Oleh karena itu, UNDP Indonesia mengadakan dialog interaktif bertajuk “Ikatan Tematik dan Peluang Memajukan Sukuk di Indonesia”. Dialog ini mengundang investor, emiten, dan pemangku kepentingan terkait untuk mempelajari kemajuan dan refleksi saham di pasar obligasi dan sukuk tematik yang berkembang pesat di Indonesia.
Dialog tersebut dihadiri oleh perwakilan pemerintah, lembaga keuangan, badan usaha milik negara, komunitas diplomatik dan organisasi internasional. Muhammad Didi Hardiana, Kepala Lab Keuangan Inovatif UNDP Indonesia, dan Fathila Karthikasasi, Direktur Pasar Modal dan Pengembangan Pasar Modal Syariah di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyampaikan kata sambutan.
Muhammad Didi Hardiana, kepala Lab Keuangan Inovasi UNDP Indonesia, mengatakan, “Di kawasan Asia-Pasifik, kemajuan menuju SDGs menunjukkan ketertinggalan selama 30 tahun, yang merupakan tantangan berat bagi semua negara. Mempercepat pencapaian SDG di tahun-tahun mendatang sangatlah penting. Komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan, ditambah dengan visi 'Indonesia Emas', menggarisbawahi perlunya pendanaan yang besar. Merangkul keuangan berkelanjutan bukanlah hal baru bagi negara yang didirikan atas dasar semangat kolektif. Dialog malam ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk menjajaki peluang untuk bersama-sama mengatasi berbagai tantangan yang ada di Indonesia, khususnya dalam obligasi mata uang lokal.
Meskipun pemerintah Indonesia telah mendukung instrumen pembiayaan tematik seperti Green Sukuk (instrumen utang berbasis syariah), SDG Bond, dan Blue Bond, penerbitannya oleh sektor korporasi dalam mata uang lokal relatif sedikit. Pengembangan lebih lanjut pasar obligasi/sukuk tematik di Indonesia sangat penting untuk memenuhi kewajiban iklim dan sosial negara.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat yang sama UNDP Indonesia juga meluncurkan pengetahuan singkat tentang “Ikatan Tematik dan Peluang Memajukan Sukuk di Indonesia”. Laporan singkat ini menyoroti potensi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan volume penerbitan obligasi dan sukuk tematik guna mencapai komitmen negara terhadap agenda keberlanjutan dan iklim. Laporan ini merekomendasikan perluasan jenis obligasi yang diterbitkan, seperti obligasi yang berkaitan dengan keberlanjutan dan transisi, serta memperoleh manfaat dari penerbitan obligasi dan sukuk dalam mata uang lokal. Sesi peluncuran dilanjutkan dengan presentasi dari UNDP Indonesia yang memberikan poin-poin penting ringkasan pengetahuan.
Komponen dialog interaktif terdiri dari dua diskusi kelompok. Pada panel pertama, Deputi Direktur Pengembangan dan Pendalaman Pasar Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Chandra Wibowo, Kepala Departemen Perbendaharaan dan Hubungan Investor Hilman Asirofi, PT. Muhter Fawzi, Senior Manager, Sarana Multigriya Finance hadir. Unit Bisnis Treasury melihat kembali kisah sukses Indonesia dalam penerbitan obligasi bertema PT Bank Rakyat Indonesia. Para pembicara panel bertukar pandangan dengan para peserta, termasuk studi kasus obligasi tematik di Indonesia, langkah-langkah pengembangannya dan dampak menguntungkan dari penerbitan obligasi tersebut.
“Obligasi tematik menawarkan manfaat yang tidak berwujud: menunjukkan komitmen kuat pemerintah terhadap ESG dan SDGs pada khususnya. Chandra Wibowo, Kepala Deputi Direktorat Pengembangan dan Pendalaman Pasar Obligasi Pemerintah, Kementerian Keuangan menekankan. Dalam obligasi tematik, inisiatif dan kepemimpinan ditunjukkan, seperti yang dicontohkan oleh posisi Indonesia.”
Terdapat tantangan dan peluang untuk mengembangkan pasar obligasi tematik di Indonesia. Demikian tema panel kedua yang diwakili oleh Dekan Sukmarini, Analis Direktorat Pasar Modal dan Pengembangan Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Simon Woodmack, Direktur Senior Keuangan Berkelanjutan di International Capital Markets Association (ICMA). dan Boniarga Mangiring, spesialis investasi, penjaminan pinjaman dan fasilitas investasi. Para pembicara bertukar wawasan mengenai perkembangan global pada pasar obligasi, pertimbangan investor dan peluang untuk mengembangkan pasar di Indonesia.
Dekan Sukmarini, Analis Direktorat Pasar Modal dan Pengembangan Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan, “Tantangan dalam penerbitan obligasi tematik memang nyata. Namun, tidak perlu khawatir karena kerja sama para pemangku kepentingan menjamin pengawasan. dampak dari ikatan tersebut. Dengan berbagai dukungan dan banyak kolaborasi, fokus kerja sama ini beralih ke melakukan tindakan yang berdampak untuk masa depan yang berkelanjutan.”
Unduh ringkasan pengetahuan “Peluang Pengembangan Obligasi dan Sukuk Tematik di Indonesia” di sini.
Tentang Program Pembangunan PBB (UNDP).
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) adalah badan utama PBB untuk mengakhiri ketidakadilan berupa kemiskinan, kesenjangan dan perubahan iklim. Bekerja sama dengan jaringan luas para ahli dan mitra di 170 negara, kami membantu negara-negara mengembangkan solusi terintegrasi dan berkelanjutan bagi manusia dan planet bumi. Pelajari lebih lanjut di undp.org/Indonesia atau ikuti kami @undpindonesia
Kontak Media:
Muhammad Didi Hardiana, Direktur, Lab Keuangan Inovatif, [email protected]
Devi Nugraha, Analis Komunikasi, [email protected]
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia