Yogyakarta – Jepang dan Inggris berisiko mengalami resesi akibat kontraksi ekonomi yang tidak terduga. Kekhawatiran tersebut muncul setelah kedua negara mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB). Banyak negara menyoroti penyebab resesi Jepang dan dampaknya terhadap Indonesia.
Pada kuartal keempat tahun 2023, Jepang mulai terjerumus ke dalam resesi setelah terpuruk dari kekuatan ekonomi terbesar ketiga. Salah satu negara maju di Asia mengalami penurunan PDB sebesar 0,4 persen. Apa penyebab resesi Jepang dan apa tanggapan para ekonom?
Masaki Yasushi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, membeberkan penyebab Jepang terpuruk dalam resesi ekonomi. Dubes Masaki mengatakan, negaranya sempat mengalami tekanan deflasi yang berkepanjangan. Selain itu, persoalan tidak adanya kenaikan gaji juga menjadi persoalan penting di Negeri Timbi.
Masaki mengungkapkan Jepang terus menggalakkan kerja sama dengan negara-negara mitra dagang utama untuk menghidupkan kembali perekonomiannya. Salah satu negara yang dimaksud adalah Indonesia.
Kita perlu memperkuat perekonomian kita. Kita perlu kerja sama, pertukaran, perdagangan dengan negara sahabat, kata Masaki saat resepsi ulang tahun Kaisar di Jakarta, Rabu (21/2).
PDB mengalami kontraksi sebesar 0,4% pada kuartal keempat tahun 2023, kata Kantor Kabinet Jepang. Sebelumnya, PDB negara tersebut mengalami kontraksi sebesar 3,3% pada kuartal ketiga tahun 2023.
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawat merespons resesi yang melanda Jepang pada awal tahun 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai krisis perekonomian Jepang dipicu oleh suku bunga acuan yang masih tinggi dan diperkirakan akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Waktu.
“Jadi ini pasti akan mempengaruhi kinerja perekonomian mereka, yang mempengaruhi prakiraan dan prospek perekonomian banyak negara, terutama G7, ya kalau begitu maka akan melemah dan menantang lingkungan global kita,” kata Sri. Mulyani.
Selain itu, Shri Mulyani menilai faktor perang tidak berhenti di berbagai kawasan dan hal ini berdampak pada perekonomian global.
“Negara-negara asing seperti yang disebutkan tadi, sudah mengalami resesi ya, sudah sangat lemah, salah satu yang paling mempengaruhi Eropa karena perang di Ukraina, tapi Jepang dan Eropa juga terkena dampak dari kebijakan ekonomi secara umum, terutama suku bunga. ,” kata Sri Mulyani.
Perlambatan ekonomi di Jepang disebut juga berdampak pada Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai resesi Jepang akan membawa manfaat bagi negara.
Dalam hal investasi, pola perilaku investor secara umum dapat bergeser dari negara yang perekonomiannya lesu ke negara yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi lagi. Indonesia dan banyak negara ASEAN lainnya diperkirakan akan menjadi sasaran investor, sementara banyak negara maju lainnya yang terpuruk.
“Nah, mereka akan melihat salah satu kawasan yang bisa tumbuh adalah ASEAN, jadi saya yakin karena ada perlambatan di sana, maka investasi akan lebih banyak mengalir dari sana,” kata Erlanga Hartardo.
Selain itu, Airlangga mengingatkan, pemerintah harus waspada mengingat negara ekspor utama Indonesia adalah Jepang. Airlangga telah menetapkan 12 negara prioritas tujuan ekspor Indonesia bekerja sama dengan Satgas Promosi Ekspor Nasional.
Langkah tersebut dilakukan sebagai strategi menjaga neraca perdagangan Indonesia dalam menghadapi dinamika global. Terdapat 12 negara prioritas tujuan ekspor Indonesia: Arab Saudi, Tiongkok, India, Belanda, Brazil, Filipina, Chile, Kenya, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Meksiko, dan Vietnam.
Demikianlah kajian penyebab resesi Jepang dan dampaknya terhadap Indonesia. Perlambatan ekonomi yang dialami Jepang memaksa negara-negara mitra dan investor untuk menyelaraskan kembali strategi perekonomian global. Baca selengkapnya Jepang memperkuat kerja sama dengan Indonesia di tengah resesi
Ikuti terus berita terkini dalam dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menyediakan informasi terkini dan terupdate secara nasional dan internasional.
Tag: ekonomi resesi zebang
More Stories
Ringkasan: Anantara Resort di Indonesia; Tampa Hyatt sedang bergerak
Telin dan Indosat bermitra untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan ICE System 2
Vaisala akan memodernisasi 14 bandara di Indonesia