Desember 26, 2024

Semarak News

Temukan semua artikel terbaru dan tonton acara TV, laporan, dan podcast terkait Indonesia di

Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu CEO Eni Claudio Descalzi

Jakarta, Indonesia) – Perangkat web


Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bertemu dengan CEO Eni Claudio Descalzi di Jakarta untuk menguraikan operasi perusahaan saat ini di negara ini dan inisiatif di bidang transisi energi dan dekarbonisasi.


Dalam pertemuan tersebut, Bapak Descalzi mengungkapkan rencana Eni di Indonesia menyusul pencapaian penting pada tahun 2023, khususnya penemuan 5 triliun kaki kubik (tcf) gas di sumur Jeng North-1 di PSC Kanal Utara, akuisisi Deepwater oleh Indonesia. Pengembangan (IDD) aset dari Chevron, dan selanjutnya mengkonsolidasikan posisi Eni di blok eksplorasi dan produksi utama di Cekungan Kudei setelah akuisisi Neptune.


Descalzi menjelaskan rencana pengembangan aset IDD dan pusat produksi baru Geng North yang akan didirikan di Kalimantan Timur. Secara khusus, ia menyoroti bagaimana pencapaian ini akan secara signifikan meningkatkan potensi gas negara tersebut, dan mengingat potensi eksplorasi terdekat yang signifikan di blok-blok yang dioperasikan oleh Eni, setelah penemuan Keng North.


Fasilitas produksi gas baru sebesar 1 Bcfd (miliar kaki kubik per hari) yang akan dipasang di Cekungan Gutei Utara, perluasan dataran tinggi di fasilitas yang ada di Cekungan Gutei Selatan menjadi 750 MMscfd akan memungkinkan Indonesia untuk meningkat Produksi gasnya sangat besar, baik untuk keperluan domestik maupun ekspor. Proyek-proyek baru tersebut, seiring dengan pengembangan lapangan East Mereks dan Maha, akan memberikan dampak positif yang besar terhadap kandungan lokal dan akan meningkatkan pemanfaatan kapasitas yang tersedia di kilang LNG Bontang selain gas untuk konsumsi dalam negeri. .


Dalam pertemuan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan Eni menandatangani Nota Kesepahaman untuk bekerja sama di bidang transisi energi dan dekarbonisasi. MoU ini akan memungkinkan Eni untuk menilai potensi produksi biorefinery Enlive, terutama dari residu agroindustri dan kehutanan. Eni akan menjajaki pemanfaatan peluang penangkapan dan penyimpanan karbon serta efisiensi energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor hulu dan sektor pengurangan emisi. Terakhir, Eni akan mengevaluasi proyek-proyek alam dan teknologi, termasuk memasak bersih, untuk mengimbangi emisi sisa.


Eni telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2001 dan saat ini memiliki sejumlah besar aset dalam tahap eksplorasi, pengembangan dan produksi, dengan produksi ekuitas sekitar 80.000 barel setara minyak per hari dari ladang gas Jangrik dan Meraks di Kalimantan Timur.


(gambar siaran pers: https://photos.webwire.com/prmedia/6/317438/317438-1.jpg )

WebWireID317438

Konten berita ini disusun oleh tim editorial WebWire. Diizinkan untuk terhubung.

Distribusi siaran pers dan layanan distribusi siaran pers disediakan oleh WebWire.